Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Gambar Gereja. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Gambar Gereja. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Rabu, 17 Februari 2016

Takut Murtad, Warga Malaysia Larang Gereja Memasang Salib

- 0 komentar

Sejumlah warga Muslim di Kuala Lumpur memprotes gereja yang memajang gambar salib pada bangunannya. Pemasangan salib itu dianggap menentang Islam.
Sekitar 50 demonstran melakukan aksinya pada Minggu (19/4). Mereka berunjuk rasa meminta pihak gereja menurunkan gambar salib tersebut. Menurut demonstran, gambar salib itu menentang Islam dan bisa mengganggu keimanan anak muda.
Menanggapi aksi itu, beberapa jam kemudian, pihak gereja memutuskan menurunkan gambar salib dari fasad bangunan. Namun meski gereja memutuskan menurunkan gambar salib, protes Muslim Malaysia itu mendapat tentangan.
Pengacara gereja tersebut, New Sin Yew, mengatakan gereja memiliki hak untuk memasang simbol salib, dan hak itu dilindungi oleh konstitusi federal Malaysia. "Berdasarkan UU Federal Pasal 11, semua orang Malaysia memiliki hak untuk mempraktikkan agama mereka sendiri dan salib merupakan bagian integral dan tak terpisahkan dari iman Kristen, sehingga berada di bawah hak-hak Malaysia," kata  New Sin Yew.
Pengacara ini juga mempertanyakan argumen yang diajukan oleh para demonstran di Taman Medan, Minggu kemarin, bahwa melihat salib di daerah mayoritas Muslim dianggap menantang Islam dan dapat mempengaruhi keimanan anak muda.

"Anda perlu bukti kuat dan kredibel untuk membuktikan bahwa menggantung salib di luar gereja merupakan propaganda iman Kristen kepada umat Islam. Sungguh tidak masuk akal untuk menunjukkan bahwa menggantung salib di luar gedung dihitung sebagai menyebarkan agama Kristen ke Islam," kata pengacara.
Pengacara ini juga mempertanyakan hak massa yang main hakim sendiri. "Mereka tidak boleh main hakim sendiri dan mengabaikan sistem hukum secara keseluruhan. 

Mereka harus melaporkan hal tersebut kepada pihak berwenang setempat yang relevan atau mengajukan gugatan di pengadilan dan membiarkan badan-badan publik yang relevan memutuskan," katanya menambahkan.
Sementara itu, Pengerusi Lujnah Perpaduan Nasional PAS Datuk Dr Mujahid Yusof Rawa berkata, perkara itu tidak boleh dilihat dari sudut sentimen agama karena Malaysia mengamalkan kebebasan beragama menurut UU Federal Pasal 3 dan 11 dalam Perlembagaan Persekutuan.
"Jika semua pihak mempertikaikan simbol agama masing-masing maka akan musnahlah sikap tasamuh (toleran) dan hormat menghormati antara agama di negara ini," katanya.
Pengerusi Lujnah Perpaduan Nasional PAS Datuk Dr Mujahid Yusof Rawa berkata, perkara itu tidak boleh dilihat dari sudut sentimen agama kerana Malaysia mengamalkan kebebasan beragama menurut semangat Perkara 3 dan 11 dalam Perlembagaan Persekutuan.
"Jika semua pihak mula mempertikaikan simbol agama masing-masing maka akan musnahlah sikap tasamuh (toleran) dan hormat menghormati antara agama di negara ini.
- See more at: http://www.themalaysianinsider.com/bahasa/article/selesaikan-secara-hikmah-isu-salib-gereja-taman-medan-kata-pas#sthash.CSralniO.dpuf
Pengerusi Lujnah Perpaduan Nasional PAS Datuk Dr Mujahid Yusof Rawa berkata, perkara itu tidak boleh dilihat dari sudut sentimen agama kerana Malaysia mengamalkan kebebasan beragama menurut semangat Perkara 3 dan 11 dalam Perlembagaan Persekutuan.
"Jika semua pihak mula mempertikaikan simbol agama masing-masing maka akan musnahlah sikap tasamuh (toleran) dan hormat menghormati antara agama di negara ini.
- See more at: http://www.themalaysianinsider.com/bahasa/article/selesaikan-secara-hikmah-isu-salib-gereja-taman-medan-kata-pas#sthash.CSralniO.dpuf
Pengerusi Lujnah Perpaduan Nasional PAS Datuk Dr Mujahid Yusof Rawa berkata, perkara itu tidak boleh dilihat dari sudut sentimen agama kerana Malaysia mengamalkan kebebasan beragama menurut semangat Perkara 3 dan 11 dalam Perlembagaan Persekutuan.
"Jika semua pihak mula mempertikaikan simbol agama masing-masing maka akan musnahlah sikap tasamuh (toleran) dan hormat menghormati antara agama di negara ini.
- See more at: http://www.themalaysianinsider.com/bahasa/article/selesaikan-secara-hikmah-isu-salib-gereja-taman-medan-kata-pas#sthash.CSralniO.dpuf
Sumber : disini
[Continue reading...]

Jumat, 03 Juni 2016

Terkubur Selama 1 Milenium, Gereja Ini Akhirnya Kembali Dibuka untuk Publik

- 0 komentar
 ROMA – Gereja Santa Maria Antiqua di Roma, Italia akhirnya dibuka untuk umum pada hari Rabu (23/3) lalu. Gereja berusia hampir dua milenia itu baru saja selesai direstorasi setelah sebelumnya tertimbun longsor selama berabad-abad. 

Gereja dari abad keenam itu terletak di Roman Forum kuno, tepatnya di dasar Palatine Hill. Di lokasi tersebut, selama berabad-abad kaisar-kaisar Roma tinggal di istana yang megah. 

Santa Mari Antiqua diperkirakan tertimbun tanah akibat gempa pada 847 Masehi. Arkeolog kembali menemukannya pada 1900. Artinya, butuh waktu 116 tahun sebelum gereja yang indah tersebut bisa dilihat publik. 

Namun yang terpenting kini interior gereja berupa lukisan dinding aneka warna dengan gambar-gambar orang kudus, malaikat, kaisar, dan para martir sudah bisa kembali dinikmati. 

’’Gereja ini adalah Kapel Sistina di awal Abad Pertengahan,’’ ujar Maria Andaloro, sejarawan yang terlibat dalam proyek. Salah satu gambar dindingnya adalah Maria sang perawan bersama putranya. 

Proses restorasi sendiri didanai pemerintah Italia dan World Monuments Fund. Dana yang tersedot mencapai 2 juta pound sterling (setara Rp 37,5 miliar).

sumber : disini
[Continue reading...]

Jumat, 28 Oktober 2016

Doa Bapa Kami Dipanjatkan di Irak Rayakan Kekalahan ISIS di Kota Batella

- 0 komentar


BARTELLA, - Kendati keadaan belum aman sepenuhnya, beberapa orang Kristen Asyur telah berani pulang ke kampung halaman mereka di kota Bartella, sebuah kota di bagian utara Irak yang mayoritas penduduknya beragama Kristen. 

ISIS telah kalah dan berhasil dihalau dari kota itu.

Mereka menegakkan kembali salib yang pernah dilenyapkan. 

Mereka memasuki ruang gereja yang berantakan dan memanjatkan Doa Bapa Kami, doa universal yang diajarkan Yesus kepada umat Kristen yang mengajarkan kepasrahan, pengharapan dan pengampunan.

Kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS telah dua tahun mengendalikan kota itu. 

Tetapi sejak awal pekan ini, mereka digempur dan takluk kepada pasukan Irak yang didukung oleh koalisi pimpinan AS. ISIS praktis telah terhalau dari kota itu.

Ini mendatangkan sukacita bagi warga Kristen Asyur. Los Angeles Times menggambarkan sukacita itu lewat Hussam Matti, salah seorang penduduk Bartella, yang pulang dan merayakan kekalahan ISIS. 

Ia berlutut ke tanah, meraih dua genggam tanah dan menuangkannya di atas kepalanya. Itu cara dia merayakan telah kembalinya dirinya ke Bartella.

"Ini adalah bumi Bartella," teriaknya. "Ini tanah kami."

Pasukan pemerintah awal pekan ini merebut kembali kota Bartella, yang jaraknya delapan mil di sebelah timur Mosul. 

Namun sampai hari Sabtu, suara desing peluru dan pertempuran masih berlangsung. Kota ini merupakan jalur penting menuju Mosul, kubu utama terakhir ISIS.

Pertempuran juga masih terus berlangsung di Kirkuk, 100 mil di sebelah tenggara Mosul, di mana militan ISIS sebelumnya telah meluncurkan kontra-serangan besar. 

Para pejabat lokal mengatakan sedikitnya 80 orang tewas dalam operasi itu, sebagian besar aparat keamanan Kurdi, dan sekitar 170 luka-luka.

Mayat 56 gerilyawan ISIS telah diangkut dari kota itu, kata para pejabat setempat.

"Hampir semua teroris yang masuk Kirkuk telah dieliminasi, dan kami memiliki kontrol penuh, kecuali mungkin satu daerah di mana mereka sedang dpaksa akan keluar," kata Perdana Menteri Irak Haider Abadi setelah pertemuan di Baghdad dengan Menteri Pertahanan AS Ash Carter pada hari Sabtu.

Pulang ke Rumah adalah Perayaan

Dikuasainya Bartella dianggap sebagai langkah besar karena sebelumnya ini merupakan rintangan penting menuju Mosul. 

Dan bagi warga, kembali untuk pertama kalinya ke Bartella  sejak militan ISIS diusir pekan ini, merupakan perayaan.

Dulu mereka tidak pernah terpikir kota kecil berpenduduk 20.000 ini akan jatuh ke dalam cengkeraman ISIS. 

Tetapi dua tahun lalu ISIS memasuki kota dan mengumumkan kekhalifahan mereka.

Beberapa minggu setelah Mosul jatuh, warga Bartella masih berkumpul di kafe-kafe kecil minum kopi dan bermain domino. Mereka masih yakin bisa tinggal di kota itu. 

Lalu para jihadis ISIS menghancurkan semua ketentraman. Mereka menghabisi tentara pasukan Kurdi yang menjaga Bartella.

Para warga Kristen itu pun mengungsi.

Minggu ini, dalam kampanye untuk membebaskan Mosul, anggota pasukan elit Counter-Terrorism Services Irak menghalau militan ISIS dari Bartella. Itu merupakan pertempuran yang brutal.

Tembak-menembak terjadi di jalanan dan di berbagai front.

Pasukan Irak berhasil sepenuhnya merebut kembali kota Bartella, walau masih menghadapi perlawanan di beberapa kantong perlawanan.

Bagi Matti, meskipun masih berbahaya, tidak ada ketakutan untuk pulang, setelah dua tahun mengungsi ke Baghdad.

"Dalam dua tahun ini saya (serasa) mati. Sudah 32 tahun saya hidup -- saya akan melupakan mereka (ISIS). 

Sekarang saya lahir kembali," kata dia, didampingi beberapa anggota pasukannya, semuanya adalah milisi Kristen Kurdi.

Mereka membawa dua potong kayu untuk dijadikan berbentuk salib. Mereka membawanya ke puncak Mar Smony, gereja di sisi timur kota. 

Mereka mengangkat salib ke atas kubah gereja dan menghiasinya dengan bendera Irak. 

Salah seorang dari mereka, dengan sentuhan upacara, menyusun dekorasi kandang Natal yang ia dapatkan dari dalam ruangan gereja yang sudah hancur.

Para pejuang ISIS telah merubuhkan semua salib ketika mereka menyerbu kota itu dua tahun lalu.

"Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan. 

Menangis? Tertawa? Saya belum percaya ada di sini, " kata Khaled Shamoun, seorang milisi Kristen berusia 52 tahun, memandang salib ketika seorang prajurit membunyikan lonceng gereja terdekat.

Shamoun telah kembali dari Baghdad empat hari sebelumnya bersama dengan anaknya untuk bergabung dengan milisi Kristen lain di daerah itu. 

Ia sangat ingin pergi ke kampung halamannya Qaraqosh, sebuah kota Kristen Asyur terletak 20 mil sebelah tenggara Mosul, yang masih dikuasai ISIS.

Para milisi itu kemudian masuk ke dalam gereja di antara buku-buku doa yang hangus dan mimbar kayu yang porak-poranda. 

Mereka duduk di bangku di depan altar kuno gereja Mar Shmony. Serempak mereka memanjatkan Doa Bapa Kami.

Gereja yang berantakan itu mengingatkan mereka pada apa yang pernah hilang: Mar Shmony dulunya tempat yang elegan untuk beribadah. 

Ia kini hancur. Di beberapa tempat, ada tulisan-tulisan grafiti yang dipakai ISIS untuk menegaskan bahwa mereka menguasai properti itu.

Kemenangan yang Pahit

Bagi beberapa orang seperti Saher Shamoun, seorang tua yang datang untuk memeriksa rumahnya, kemenangan atas ISIS itu terasa pahit.

Dia menatap tumpukan batu dan baja, sisa-sisa dari rumahnya yang diruntuhkan. Rumah itu dia bangun dengan menabung dari gajinya sebagai pegawai pemerintah.

Meskipun ia telah mendengar dari teman dan melihat gambar satelit dari Google Earth yang menunjukkan bahwa rumahnya telah hancur, dia bersikeras datang untuk melihat sendiri.

"Ketika saya melihat itu hati saya terkatup," katanya. "Anak-anak saya tinggal dan menikah di sini, dan anak-anak mereka tinggal di sini." Dia mengatakan dia tidak memiliki uang untuk membangunnya kembali.

"Orang-orang akan datang dan kembali ke rumah mereka .... Apa yang akan saya lakukan, memasang tenda? "kata dia penuh ironi.

sumber : disini
[Continue reading...]

Selasa, 12 April 2016

Gambar Satelit Tunjukkan Biara Kristen Tertua di Irak Dihancurkan ISIS

- 0 komentar
  Biara Santo Elijah berdiri di sebuah perbukitan di kota Mosul selama 1.400 tahun.

Gambar-gambar satelit menguatkan fakta bahwa biara Kristen tertua di Irak sudah dihancurkan oleh kelompok militan ISIS.

Biara Santo Elijah berdiri di sebuah perbukutan di Kota Mosul sejak 1.400 tahun lalu.

Namun, pengamat mengatakan berdasarkan gambar satelit yang diperoleh kantor berita AP biara itu sudah dihancurkan pada akhir 2014, tak lama setelah ISIS merebut kota di Irak utara tersebut.

Seorang pendeta Katolik yang tinggal di Mosul memperingatkan sejarah Kristen dihancurkan secara brutal.

"Kami melihatnya sebagai upaya untuk mengusir kami dari Irak, membasmi, dan mengakhiri keberadaan kami di tanah ini," tutur Pastor Paul Thabit Habib, yang kini tinggal di Irbil, wilayah yang dikuasai Kurdi.


ISIS menjadikan umat Kristen di Irak dan Suriah sebagai sasaran dengan menyita harta bendanya dan memaksa untuk pindah memeluk agama Islam serta membayar pajak khusus atau diusir ke luar.

Kelompok militan itu juga menghancurkan beberapa biara dan gereja termasuk situs-situs pra-Islam, seperti Nimrud, Hatra, dan Nineveh di Irak serta Palmyra di Suriah.

Biara Santo Elijah atau Deir Mar Elia diyakini dibangun oleh para pendeta Assyria pada abad ke-6 dan belakangan digunakan oleh sebuah ordo Katolik, Chaldean.

Tahun 1743, pasukan Persia memberi ultimatum kepada para biarawan di sana pindah agama menjadi Islam, namun mereka menolak dan sekitar 150 orang dibunuh.


sumber: disini
[Continue reading...]

Senin, 08 Agustus 2016

Rezim Penguasa Korut, Larang Salib Kristen dan Semua Produk Serupa

- 0 komentar

PYONGYANG - Petugas rezim Korea Utara merazia toko-toko yang menjual salib, simbol kekristenan, yang dahulu digunakan sebagai tempat Yesus dihukum oleh kaum Yahudi. 
Bahkan, seperti dilaporkan Daily Express, Sabtu (6/8/2016),  anak-anak sekolah pun harus berhati-hati ketika menulis “tambah” (+) saat belajar matematika agar tidak menyerupai salib.

Saking paranoid terhadap salib, semua produk yang menyerupai salib (dua barang yang bersilang), seperti dasi kupu-kupul, penjepit rambut, dan bando, serta motif baju, pun disita.

Tindakan tidak populer oleh rezim pemimpin muda Korut, Kim Jong Un, itu dilakukan sebagai upaya untuk memberhangus orang-orang Kristen dan kekristenan.

baca juga :  Takut Murtad, Warga Malaysia Larang Gereja Memasang Salib

Para pejabat pemerintah sudah dan sedang disebar untuk menyita salib dan semua barang yang menyerupai salib itu, termasuk label pada kertas atau gambar, yang dijual di toko.

“Siswa bahkan telah diberitahu untuk berhati-hati bagaimana mereka seharusnya menulis tanda “tambah” (+) matematis agar jangan sampai keliru seperti salib,” tulis media Inggris itu.

Alat penjepit pakaian dan rambut pun diperiksa, sebagai bagian dari tindakan tegas untuk meniadakan semua simbol agama Kristen itu.

Salah satu pedagang di Pyongyang mengatakan kepada Radio Free Asia, “Kami selalu berusaha untuk memastikan tidak ada karakter Korea pada label-label produk yang kami bawa dari China”.

“Sekarang kami diharuskan untuk mengecek ulang untuk memastikan bahwa tidak ada sesuatu yang terlihat seperti salib,” tambahnya.

baca juga : Pemerintah Tiongkok Larang Simbol Salib di Atap Gereja


“Beberapa desain pada pakaian wanita dapat terlihat seperti sebuah salib, tergantung pada siapa yang akan melihatnya,” katanya.

“Tanda-tanda salib juga tampak pada penjepit rambut, bando, dan dasi kupu-kupu pada pria,” kata pedagang itu yang merasa heran dengan sikap paranoid pejabat itu.

“Semua produk tersebut sangat mungkin disita selama ada sidak dari pejabat pemerintah,” ujarnya lagi.
Korut sejak awal telah dijuluki sebagai negara paling berbahaya di dunia bagi orang Kristen.

Rezim despotik Kim Jong Un dilaporkan telah menerapkan hukuman paling keras terhadap orang-orang Kristen.

Ribuan Kristen menghadapi penangkapan, penyiksaan, penjara dan hukuman mati.

Sejauh ini setidaknya 70.000 orang Kristen telah dijebloskan ke dalam tahanan atau masuk ke kamp kerja paksa di Korut karena mempertahankan iman dan keyakinannya.

Mereka bahkan dipaksa untuk mengingkari keyakinan untuk memuja berhala, atau akan disiksa hingga tewas.

Ada rupa-rupa kekerasan terhadap agama tersebut. Peningkatan kekerasann terhadap Kristen sejak Jong Un melarang tindikan dan pakaian bergaya Barat.

Lembaga karitas Open Doors mengatakan, lembaga karitas Kristen tetap bekerja di “bawah tanah” untuk menghindari tekanan dari rezim.

Media sulit mengonfirmasi pejabat berwenang di Pyongyang karena negara ini juga tertutup dan keras terhadap media serta melarang kegiatan jurnalistik  yang dinilai merugikan rezim.

sumber : disini
[Continue reading...]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © . TAKUdaGEMA - Tak Kulihat dari Gereja Mana - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger